Salah satu cerpen karya Aliffiany Chaila Padmi, Siswa kelas XII Farmasi 2021
Profil Fanny
Aliffiany atau yang akrab di panggil Fanny, lahir di kota Madiun. Dari kecil ia suka melihat ayahnya menulis sebuah cerita dan saat ia menduduki kelas 9 smp ia menjadi perwakilan sekolahannya untuk mengikuti acara literasi tentang ‘Sejarah Berdirinya Muhammadiyah’. Dari situ keinginginannya menjadi seorang penulis menjadi lebih besar. Kalau ingin lebih dekat dengannya bisa kepoin akun instagramnya di @itss.puny.
We Will Never Be Together
bagian 1
Oleh Aliffiany Chaila Padmi
“Argh…” Merlyn mengacak-acak rambutnya, frustasi. Mata pelajaran hari ini membuatnya ingin muntah.
“Merlyn, why?” dengan cepat Merlyn menoleh, menatap hantu di sampingnya dengan penuh harap.
Saherlin menggelengkan kepalanya, “Sekali aja!”
Sherlin meninggalkan mejanya dan memeriksa setiap lembar jawaban murid di kelas ini.
“Dengerin baik-baik!” dengan sigap Merlyn menyiapkan pendengaran dan alat tulisnya
“Oke!” ujarnya semangat.
Bel istirahat berbunyi, setiap murid bersemangat menuju kantin menyisakan Merlyn sendiri di pojok kelas. Ia menghembuskan nafasnya kasar. “Sherlyn kemana sih?!” gerutunya kesal.
Ia tersenyum nanar melihat setiap murid asyik berbincang satu sama lain. Tiba-tiba pandanganya teralih ke seorang murid yang menggunakan seragam berbeda dengan dirinya dan lagi Sherlin terus mengikutinya.
“Taman belakang,” begitu tatapannya bertemu dengan Sherlin.
Alisnya menyatu, tapi karena ia juga bosan terus-menerus di kelas akhirnya ia mengikuti ajakan Sherlin. Selama perjalanan ia terus menunduk, menghiraukan semua tatapan murid yang menatapnya aneh.
“Panas!!” ia mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah. Netranya terus mencari keberadaan Sherlin dan siswa tadi. “Kemana sih mereka?!” tanyanya kesal.
“Misi, kamu lihat Sherlin?” tanyanya ke salah satu penunggu pohon di sana dan dia membalasnya dengan gelengan pelan, “oh, engga tahu ya,” ia menunduk sopan dan terus mencari.
“Merlyn”
Ia menoleh ke belakang, “Ngga mau!!” ucapnya tiba-tiba.
Sherlin terus memohon kepadanya. “Aku ngga mau berurusan sama masalah kalian lagi!!” tegasnya.
“Kamu ngga penasaran?” Sherlin membawa murid tadi ke hadapannya. “Namanya Gio,” ucap Sherlin memberitahu.
Dalam hati ia menyesal mengikuti ajakan Sherlin. Dengan malas ia berjalan kembali ke kelasnya.
“Aku aduin ke ayah soal yang tadi!!” Merlyn melotot tidak percaya ke arah Sherlin. Ia terdiam beberapa detik, “Oke, aku rasa kamu tetap tidak akan membantunya,”
Merlyn mengutuk hantu di hadapannya, “Baiklah!!” ia mengucapkannya tanpa menatap Sherlin sedikitpun. “Tunggu di rumah,” dalam hati ia berharap mamanya tidak akan marah lagi begitu tahu soal ini.
Untuk bagian selanjutnya silahkan minta langsung kepada Fanny dengan mengunjungi IGnya.